Ada sebuah kutipan dashyat yang dibuat oleh Benjamin
Franklin, seorang tokoh pesohor dari Amerika Serikat pada tahun 1700-an yang
dikenal sebagai Bapak Manejemen Waktu (Father
of Time Management), yaitu “Failing
to plan is planning to fail”. Bahkan kutipan “Time is money” dipercaya juga dibuat oleh Benjamin Franklin.
Jika anda gagal membuat perencanaan, maka anda sedang
merencanakan kegagalan. Kira-kira seperti itulah maksud kalimat yang dibuat
oleh Benjamin Franklin. Namun jika anda gagal membuat perencanaan, namun anda
mencapai kesuksesan, maka anda termasuk orang yang beruntung. Untuk menjemput
keberuntungan itu sendiri ada ilmu dan langkah-langkahnya.
Pada tulisan kali ini kita akan belajar mengenai perencanaan
dalam trading atau investasi saham. Istilah yang sering kita kenal dengan “Trading Plan” atau Rencana Trading.
Trading Plan Sebagai Sebuah Langkah Awal
Dalam aktivitas trading saham, Trading Plan adalah hal mutlak yang harus anda miliki. Setiap orang
mempunyai gaya trading plan masing-masing. Jadi kita tidak bisa memaksakan
orang lain harus menggunakan trading plan
yang sama dengan kita.
Dalam membuat trading plan, ada 4 (empat) hal utama yang
perlu dibuat. Karena keempat hal ini adalah yang menjadi dasar utama untuk
membuat trading plan. Selebihnya bisa disesuaikan dengan gaya masing-masing.
- menentukan market
- menentukan time frame
- menentukan indikator
- menentukan money management
Menentukan Market Untuk Investasi atau Trading
Dalam dunia trading atau investasi, banyak produk yang bisa
dipilih untuk menumbuhkan aset kita. Jenis produk investasi (yang sering kita
kenal dengan “market”) yang bisa kita
gunakan untuk aktivitas trading diantaranya saham, forex, options, futures,
komoditas dan lain-lain.
Untuk produk investasi seperti oblogasi, deposito,
reksadana, unit link dan sejenisnya, kurang cocok apabila dimanfaatkan untuk
trading.
Kita akan mengambil contoh produk investasi saham yang akan
kita pilih untuk trading. Khusus untuk trading, analisa yang kita gunakan adalah
analisa teknikal.
Setelah anda meilih saham, lalu tentukan sub-market saham
yang mana yang akan anda pilih. Ada beberapa jenis sub-market, diantaranya
bluechips, LQ45, saham lapis 2, saham lapis 3, atau saham gorengan.
Untuk jenis saham yang dipilih, bisa dilakukan
penyesuaian-penyesuaian seperti berikut:
- Rajin melihat perkembangan saham LQ45 yang diremajakan datanya oleh BEI.
- Saham-saham bluechips adalah saham-saham yang sudah mapan dan mempunyai market value di atas 10 trilliun, seperti Unilever, Gudang Garam, Indofood dan lain-lain.
- Saham-saham lapis dua (second liner) yang mempunyai fundamental bagus.
- Di luar ketiga jenis saham di atas, perlu kehati-hatian untuk bertransaksi, khususnya untuk saham yang termasuk dalam jenis saham gorengan. Saham gorengan ditandai dengan volume rata-rata harian yang kecil atau nyaris tidak ada, namun tiba-tiba mengalami kenaikan volume yang signifikan.
- Pilih dan buat kelompok saham yang terdiri dari 20 sampai 30 saham yang cocok dengan karakter anda. Kemudian sesuaikan nilai transaksinya. Tidak pas jika anda masuk ke GGRM sedangkan anda hanya memiliki dana sekitar 15 juta. Atau anda masuk ke saham MAMI dengan dana yang anda miliki sekitar 5 milyar.
Menentukan Timeframe Untuk Jangka Waktu Investasi atau Trading
Jenis investasi atau trading yang anda pilih akan menentukan
lama atau tidaknya kita berada di dalam market.
Jika anda ingin berinvestasi jangka panjang, maka anda bisa
menyimpan saham tersebut dalam jangka waktu 1 (satu) hingga 5 (lima) tahun.
Bahkan seorang Warren Buffet menyimpan saham sampai puluhan tahun. Warren
Buffet menyimpan saham coca-cola sejak tahun 1988 sampai dengan saat ini dengan
kepemilikan 100.000 lembar saham dengan harga per lembar saham saat ini di
kisaran $48 per lembar saham.
Saham yang harus anda pilih adalah saham-saham bluechips yang berkinerja baik, laba
meningkat, rutin memberikan dividen, dan trend naik untuk jangka panjang
(minimal 5 tahun).
Saat anda ingin berinvestasi jangka menengah, anda cukup
menyimpan saham tersebut untuk hitungan bulanan hingga satu tahun. Untuk
memilih saham-saham ini, anda bisa melihat trend naik pada periode mingguan dan
bulanan. Untuk jangka menengah, haru memperhatikan analisa teknikal dan analisa
fundamental secara berimbang.
Sedangkan jika ada memilih investasi jangka pendek
(trading), anda perlu memperhatikan chart 15 menit (M15), 1 jam (H1), 4 jam
(H4), dan harian (daily). Chart mingguan (weekly) bisa menjadi pertimbangan
tambahan. Pada investasi jangka pendek
ini, anda bisa mengacu pada analisa teknikal. Karena analisa teknikal
mencerminkan pola perilaku investor/trader pada saat itu.
Untuk trading ini, kita harus mempunyai waktu banyak untuk
memantau market dan menerapkan money management yang ketat.
Menentukan Indikator Yang Digunakan
Indikator adalah petunjuk bagi saham yang anda pilih, apakah
sedang dalam trend naik (uptrend),
trend turun (downtrend), atau
sideways (bergerak dalam ruang yang sempit mendatar).
Pada masa uptrend, usahakan anda menahan saham tersebut
selama mungkin sampai muncul tanda-tanda pembalikan arah untuk turun.
Jauhi
saham-saham yang sedang downtrend, kecuali anda scalping (trading dalam jangka
waktu yang sangat pendek) untuk mencari moment kenaikan saat pullback (mantul
ke atas) pada fase downtrend.
Beberapa indikator yang dapat anda gunakan untuk acuan
menetukan trend diantaranya Moving Average (MA, MACD), Bollinger Bands, Trend
Line, dan Pola Candlestick.
Selalu pastikan pengecekan trend dengan menggunakan data
weekly. Karena data weekly lebih kuat daripada data daily. Patokannya : Monthly
> Weekly > Daily > Hourly.
Ada juga beberapa indikator lain yang bisa anda pilih dan
anda pelajari. Silahkan pilih yang anda sukai dan cocok dengan gaya anda.
Menentukan Money Management Untuk Menghidari Kerugian Yang Besar
Pernahkan anda mengendarai mobil atau motor tanpa rem? Atau anda
pernah masuk ke dalam hutan belantara tanpa ada bantuan kompas dan alat bantu
lainnya?. Itu semua ibarat trading tanpa menggunakan Money Management. Efeknya lambat
laun modal anda akan tergerus dengan cepat dan lama-lama habis. Yang diperoleh
bukan untung, tapi buntung.
Beberapa hal yang diperhatikan untuk mengatur money management:
1. Entry Point
Aturan dasar untuk masuk ke market
adalah:
- Jangan pernah menangkap pisau jatuh, yaitu saham turun sangat curam dalam waktu relatif lama. Jangan pernah berasumsi bahwa harga sudah sangat murah, kecuali anda mengetahui potensi arah pembalikan karena informasi fundamental.
- Masuk pada harga sesuai dengan apa yang anda rencanakan. Sesuaikan dengan gaya trading anda. Misal entry buy saat tembus dan berhenti di atas titik resisten, beli saat harga koreksi dan menyentuh titik support harian, atau di titik saat konfirmasi reversal (pembalikan arah).
- Titik-titik harga disebut bisa menggunakan beberapa indikator. Bisa menggunakan rumus pivot point, indikator fibonacci, ichimoku dan lain-lain.
- Eksekusi masuk ke market setelah anda menentukan harga take profit dan harga stop loss, tentunya dengan memperhitungkan risk and reward yang rasional. Tidak masuk akal jika anda masuk ke saham yang risk-nya 5%, namun hanya mendapatkan reward 3%.
2. Stop Loss
Ada beberapa titik harga yang bisa
menjadi acuan penentuan stop loss.
- Pada support 1, support 2 atau support 3 apabila menggunakan rumus pivot point.
- Pada harga satu atau dua tick dari support yang dituju.
- Menggunakan indikator fibonacci.
- Pada harga terendah low hari kemarin. Jika jebol, maka langsung jual.
3. Trailing Stop
Trailing stop adalah fasilitas yang digunakan untuk mengamankan profit. Ada banyak cara menentukan trailing stop.
Trailing stop adalah fasilitas yang digunakan untuk mengamankan profit. Ada banyak cara menentukan trailing stop.
- Menggunakan level prosentase keuntungan tertentu. Misal sudah profit di atas 2%, langsung anda kunci profit pada harga di level keuntungan 2% tersebut, naikkan target kuncian harga saat harga masih naik terus.
- Jika kenaikan harga sudah beberapa candle, maka naikkan trailing stop pada harga low candle hari kemarin/sebelumnya.
- Saat harga naik dan keuntungan meningkat, naikkan juga trailing stop, tapi jika saham turun, trailing stop tidak ikut turun.
4. Exit Point
Exit point merupakan harga di saat anda memutuskan keluar dari pasar. Semua transaksi dikatakan profit atau loss jika dan hanya jika anda sudah keluar dari market. Jadi, exit point ini sangat krusial.
Perbedaannya dengan trailing stop adalah exit point ini merupakan
target harga kita, biasanya harga tidak bergeraka sesuai harapan kita. Sedangkan
trailing stop adalah jaring pengaman dari modal kita jika sewaktu-waktu market
balik arah.
Cara menentukan exit point juga bisa menggunakan berbagai cara:
- ditentukan dari level resisten, jika indicator sudah menunjukkan signal jual.
- apabila telah mencapai harga minimal dari harapan keuntungan, misalnya targetnya 5%.
Sisi Lain Trading Plan
Agar money management kita tetap sehat, usahakan portfolio tidak lebih
dari 5-8 saham yang ada. Dan tentunya kita hanya memiilih saham yang sudah kita
kenal. Terlalu banyak saham menyulitkan kita mengawasinya.
Jika entry kita benar, maka market tidak akan pernah balik ke titik
beli kita, jika setelah 1 minggu market masih sideways, berarti analisa kita
salah. Dan bisa bersiap-siap melakukan exit. Pastikan juga hanya masuk saham
dengan reward lebih besar daripada risk.
Apabila sudah exit dari market karena loss, jangan menjadi anti
terhadap saham tersebut, perhatikan jika sewaktu-waktu market berbalik arah.
Intinya jangan pernah lelah bertindak dan belajar.
Selamat mencoba!
Oleh: Don Cuan
Seorang trader saham dan forex, investor saham, pemahat kata, pecandu rindu, penikmat kopi, dan pemburu senja. Dapat dihubungi melalui akun telegram: @sahamania.
0 Komentar